Upacara grebeg merupakan suatu prosesi upacara yang dilaksanakan oleh keraton kasultanan Yogyakarta dengan menyediakan gunungan untuk diperebutkan kepada warga atau rakyat. Grebeg sendiri mempunyai arti suara berisik yang berasal dari teriakan orang-orang. Gunungan sendiri berisi berbagai macam sayuran, kacang, lada merah, telor, dan beberapa pelengkap yang terbuat dari beras ketan. Disebut gunungan karena dibentuk menyerupai gunung atau kerucut. Hal ini dimaksudkan sebagai satu perlambang kemakmuran dan kekayaan tanah mataram.
Grebeg di Keraton Kasultanan Yogyakarta dilakukan 3 kali dalam satu tahun menurut penanggalan kalender Jawa. Yang pertama adalah Grebeg Mulud yakni yang diadakan oleh Keraton dan diselenggarakan pada hari kedua belas bulan Mulud pada penanggalan Jawa. Penyelenggaraan ini merupakan puncak acara Sekaten yang didahului oleh pasar malam selama hampir 1 bulan penuh.
Penyelenggaraan Grebeg mulud ini dimulai pada pukul 07.30 pagi dengan parade prajurit keraton Yogyakarta yang terdiri dari 10 unit yakni Prajurit Wirobrojo, Prajurit daeng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokarya, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Nyutro, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijeron, Prajurit Surokarso dan prajurit Bugis dengan pakain dan kelengkapan masing pasing. Iring-iringan tersebut berawal dari kemandungan Keraton melewati siti hinggil menuju pagelaran dan kemudian menuju alun alun utara.
Tepat jam 10 pagi Gunungan dibawa oleh Prajurit Bugis dan Surokarso keluar dari keraton menuju Masjid Agung untuk diberkati. Pada waktu melintas di Alun alun utara disambut dengan tembakan dan sahut-sahutan oleh para pengawal keraton tersebut yang telah mengawali dengan parade.
Setelah selesai diberkati di Masjid Agung maka selanjutnya Gunungan tersebut dibagikan kepada warga masyarakat. Karena yang mengginginkan banyak biasanya pada saat dibagikan tersebut maka masyarakat tersebut saling berebut untuk mendapatkan salah satu bagian dari gunungan tersebut. Hasil dari bagian dari gunungan tersebut biasanya dipergunakan sebagai suatu jimat atau dengan kata lain dipercaya sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan berkah, baik itu disimpan ataupun ditanam ditanah pertanian mereka agar hasil dari pertanian mereka dapat berhasil dengan baik.
Sedangkan Grebeg yang kedua adalah Grebeg syawal, secara prosesi hampir sama hanya saja diselenggarakan pada saat hari pertama bulan syawal atau setelah selesai bulan ramadhan. Dan yang ketiga merupakan Grebeg Besar yang diselenggarakan pada hari raya Idul Adha atau Lebaran Haji yang biasanya diselenggarakan pada bulan kesepuluh pada penanggalan Jawa sebagai lambang pengorbanan umat muslim.
How to get there :
- Dengan Kendaraan umum yang melewati Titik Nol km bisa becak, Andong, bis kota, Trans Jogja ataupun taksi
- Dengan kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat yang bisa diparkir di depan Gedung Bank Indonesia, Depan Kantor Pos dan beberapa tempat sekitar Alun alun utara.
Hotel terdekat : Hotel Mawar Asri, Yogya Kembali Hotel
Incoming search terms:
- Grebeg
- gunungan sekaten yogyakarta
- prosesi upacara sekaten
- prosesi sekaten
- upacara gunungan yogyakarta 2013
- gunungan jogja
- empat belas mulud
- acara acara yang dilaksanakan di keraton jogja
- acara religi saat sekaten
- acara gunungan di jogja