Taman Makam Giri Sapto, seniman yogyakarta dan sekitarnya patut berbangga atas karya dari Almarhum Dr (HC) RM. Sapto Hoedojo FRSA (Felloe Royal School of Art), dimana beliau mengagas adanya makam bagi para tokoh tokoh seniman dan budayawan di Yogyakarta dan sekitarnya. Ini mungkin hanya ada di Yogyakarta. Ide tersebut tadinya mendapat reaksi yang kurang enak bahkan dianggap sebagai ide gila.
Namun tentu saja ada yang mendukung gagasan tersebut salah satunya adalah pelukis kenamaan yang merupakan mantan mertua Sapto Hoedojo. yakni Affandi. Bahkan Affandi merupakan orang pertama kali yang mendaftarkan diri untuk dimakamkan ditempat tersebut setalah meninggalnya nanti, namun pada akhirnya sang maestro tersebut tidak jadi menghuni makam tersebut karena atas permintaan istrinya sang maestro di makamkan di Museum Affandi. Dibalik kontroversi tersebut pria kelahiran Solo 6 februari 1925 tersebut tak bergeming dan tetap ingin mewujudkan impiannya sejak tahun 1980-an dua puluh tahun sebelum meninggalnya.
Bangsal Asih, giri saptoUntuk mewujudkan mimpi tersebut akhirnya terlaksana ketika KRT Suryapamo Hadiningrat, Bupati Bantul saat itu memberikan sebidang tanah di perbukitan Wukirsari sebagai areal makam tepatnya di Bukit Gajah desa Girirejo, kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Areal tersebut bersebelahan dengan makam Raja-Raja Mataram Imogiri dan juga dekat dengan Sentra Batik Giriloyo.
Artikel Terkait : Pantai Sepanjang, Kuta Tempo Dulu yang Masih Asri
Awal mula nama makam saat diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah Makam Seniman Pengharum Bangsa namun tak berselang lama nama tersebut diubah oleh Sapto Hoedojo menjadi Makam Seniman dan Budayawan Giri Sapto atau lebih dikenal dengan nama Makam Giri Sapto. Gagasan yang diwujudkan tersebut dengan alasan yang sangat sederhana yakni jika pahlawan dpatut dikenang jasa-jasanya maka seniman patut dikenang karya-karyanya.
Komplek makam yang digagas oleh seorang seniman serba bisa tersebut tentu saja menghasilkan karya seni yang cukup unik. Desain komplek makam mengikuti kontur tanah yang berjenjang dengan tangga beton. Sesampainya anda dipelataran makam maka akan terlihat deretan tangga dengan gerbang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter lebih dari 10 m. pada ujung kanan gerbang terdapat semacam gentong yang berfungsi pot bunga untuk menghias gerbang. Sisi sebelah utara pelataran terdapat cungkup makam, ini merupakan makam pendiri dan pemrakarsa tempat ini yakni makam Sapto Hoedojo yang wafat pada tanggal 3 September 2003.
Baca Juga : Sewa Bus Stasiun Jogja dan Paket Wisata Jogja Terbaik
Menaiki beberapa tangga dijumpai makam H. Widayat, maestro lukis Indonesia makam saptoto, giri saptoyang mendirikan museum di mungkid yang meninggal tanggal 22 juni 2002. Selain itu masih ada makam Seniman tari terkemuka Yogyakarta KRT Sasmintadipura dikenal dengan panggilan akrabnya Romo Sas yang meninggal 26 Februari 1996. Beliau mendirikan yayasan Pamulangan beksa Saminta Mardawa. Demikian juga Komponis terkemuka di Indonesia yang mendapat gelar pahlawan nasional yakni Kusbini yang menciptakan lagu Bagimu negeri yang wafat pada 30 Maret 1991 dan Liberty manik pencipta lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang wafat pada tanggal 16 September 1993 juga dimakamkan ditempat ini.
How to get there :
- Kendaraan Pribadi berupa roda empat atau roda dua
- Angkutan Umum, dari terminal Giwangan naik bus jurusan Yogyakarta Panggang atau Yogyakarta Petoyan dan turun di terminal Imogiri dan dilanjutkan jalan kaki krn jaraknya kurang lebih 250 m, tapi juga bisa menggunakan jasa ojek
Hotel terdekat :
Hotel terdekat dari lokasi tersebut diantaranya Hotel Indah Palace, Hotel Airlangga
Incoming search terms:
- wisata jogja dan sekitarnya
- tempat wisata di jogja dan sekitarnya
- makam
- obyek wisata yogyakarta dan sekitarnya
- sejarah makam seniman imogiri