Jamasan Kereta Keraton, pada bulan suro atau Muharam merupakan bulan dimana beberapa ritual sering dilakukan. Pada bulan ini kesan mistis sangat kental dan melekat, sehingga tidak heran jika keberadaan bulan ini seringkali dipakai sebagai hari hari untuk melakukan upacara yang berbau mistis juga.
Beberapa ritual tersebut diantaranya adalah berkaitan dengan benda benda pusaka biasanya berupa keris yang tentunya dianggap mempuyai kekuatan magis tertentu.pada bulan tersebut benda benda tersebut dilakukan ritual untuk dicuci atau lebih dengan dengan nama Jamasan.
Didalam keraton kasultanan Yogyakarta tentunya miliki banyak benda benda pusaka seperti itu, namun tidak semuanya pada saat jamasan dapat disaksikan oleh masyarakat. Namun ada salah satu benda pusaka yang pada saat jamasan dapat disaksikan yakni jamasan kereta.
Kereta ini bernama kereta Kanjeng Nyai Jimat, kereta yang dibuat tahun 1750-an semasa pemerintahan Sulatan Hamengku Buwono I. Kereta ini pun menjadi tunggangan Sultan Hamengku Buwono I hingga Sultan Hamengku Buwono III. Ini merupakan kereta tertua yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta dan dianggap sebagai cikal bakal kereta yang lain maka selalu dilakukan jamasan setiap bulan sura.
Jamasan Kereta Kanjeng Nyai Jimat tersebut selalu di temani oleh satu kereta yang dipilih secara acak setiap tahunnya diantara semua koleksi kereta keraton yang ada disimpan di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.
Semua yang terlibat dalam ritual tersebut menjadi tradisi yang unik dimana yang terlibat harus mengenakan pakaian adat jawa peranakan yakni berupa kain panjang, surjan dan penutup kepala blangkon, dan yang melakukan semuanya laki laki. Jamasan ini pun dengan memilih hari istimewa menurut kalender jawa pada bulan Suro atau muharam tersebut yaklni pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon, untuk tahun ini akan dilaksanakan pada selasa Kliwon tanggal 13 Desember 2012 mulai pukul 08.00 WIB
Artikel Terkait : Pantai Congot, Keindahan Pantai Nelayan dan Area Memancing yang Menyenangkan
Satu hal lain yang menarik pada jamasan tersebut adalah hadirnya masyarakat yang senantiasa memadati area dimana dilakukan jamasan. Keberadaan para pengunjung tersebut tidak terbatas dari warga sekitar melainkan dari luar kota bahkan dari manca Negara pun sering terlihat untuk melihat ritual tersebut dilaksanakan.
Mereka rela berbasah-basahan untuk memperebutkan air bekas jamasan tersebut. Mereka mempercayai bahwa air tersebut mempunyai tuah, dimana dapat memberikan berkah kesehatan ataupun air jika digunakan untuk mencuci muka ataupun dusapkan di tubuh mereka. Adapula yang membawa air tersebut dengan botol bekas air mineral untuk menampung yang kemudian mereka gunakan untuk menyiram sawah mereka yang dianggap bisa menolak bala dan juga memberikan kesuburan atas tanah persawahan mereka. Rata rata yang berebut air bekas jamasan tersebut kebanyakan adalah para orang yang berusia lanjut.
Terlepas dari itu semua, hal ini sangat menarik dari sisi pariwisata menjadi daya tarik yang dapat meningkatkan kunjungan wisata khusunya ke Yogyakarta
How to get there :
- Dengan menggunakan kendaraan umum berupa trans Jogja jalur 1A,1B,2A,2B turun dihalte Senopati atau taman pintar, selain itu juga dapat menggunakan bus kota jalur 11, 12, dan 15 turun di titik nol km kemudian dilanjutkan naik becak atau jalan kaki untuk menuju ke museum kereta yang berada di sebelah barat keraton Yogyakarta
- Taksi
- Dengan menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat
Hotel terdekat : Yogya Kembali Hotel, Hotel Mawar Asri
Baca Juga : Sewa Bus Pariwisata di Jogja Murah dan Paket Wisata Jogja Terbaik
Incoming search terms:
- jamasan kereta kraton
- jamasan kereta keraton
- ritual yang dilakukan pada bulan suro di yogyakarta
- kekurangan wisata jamasan yogyakarta
- ritual di yogyakarta
- acara jamasan d keraton yogyakarta
- ritual budaya pada bulan suro di yogyakarta
- pakaian adat kraton jawa
- orang yang bisa Cuci benda pusaka di yogyakarta
- ritual jamasan kereta keraton yogja